Langsung ke konten utama

Review Buku : Gemblak Tragedi Cinta Budak Homoseks


Gemblak. Apa itu? Tidak semua orang mengenal istilah ini. Bahkan menurut beberapa orang istilah ini begitu asing. Namun bagi masyarakat sebuah daerah di Jawa Timur, nama ini tidak asing lagi.
Seiringnya waktu, dengan berkembangnya jaman, nama ini lama kelamaan menjadi pudar. Perlu riset yang mendalam dan sumber yang benar - benar mengetahui apa Gemblak itu. Entah, apakah masih ada Gemblak di zaman sekarang.

Dari pada berpusing ria memikirkan apa itu Gemblak. Berikut saya akan sedikit memberikan sinopsis sebuah buku tentang Gemblak. Judulnya adalah "Gemblak. Tragedi Cinta Budak Homoseks" karya Enang Rokajat Asura. Kalau saya baca riwayat penulis, beliau ini termasuk orang yang aktif di dunia tulis-menulis. Karya nya sangat banyak dan sudah dipublikasikan dimana -  mana. Tidak hanya di media koran, majalah, tapi juga sampai ke media tv. Buku setebal 262 halaman ini bisa dijadikan referensi membaca. Tapi jujur saja, agak susah untuk menemukan buku tentang cerita Gemblak ini.Tapi akhirnya saya menemukan satu buku ini, yang akan saya bahas.

Sekedar info, Saya sempat memesan buku di sebuah toko buku online. Padahal tertulis 'tersedia' , dan saya sudah transfer. Eehhh ternyata stock kosong dan saya meminta return. Tapi sampai saat ini uang saya tidak kembali hiks hiks 😭😭😭
Tapi untungnya saya sudah membeli lagi di toko online yang lain dan yang pasti tidak tipu - tipu. Jadi tetap hati - hati ya semuanya kalau mau membeli online 😉😉

ini dia bukunya

Gemblak.
Apakah sebuah adat ataukah hanya praktik homoseksual????

 Novel ini menceritakan kehidupan seseorang bernama Sapto. Keadaan sosial ekonominya, sampai hubungan Sapto dengan Gemblak. Sebuah cerita kelam yang sulit dilupakan bahkan bisa saja dosa itu akan selalu mengikutinya sampai akhir. Namun Sapto harus tetap melanjutkan hidup dan terus melangkah ke depan walau bayangan masa lalu selalu menghantui.

Sapto adalah seorang suami dari Lastri yang sebentar lagi mereka akan segera mendapat anak. Yaa Lastri hamil. Kehidupan yang damai di kota, tiba - tiba datang sebuah surat dari Simbok. Sapto harus kembali pulang kerumah, karena ada hal yang penting. Datangnya surat itu membuat Sapto membayangkan tentang masa lalu, tentang kawin lari, tentang orang tua Lastri dan masalah dari masa lalu. Sapto sudah berusaha mengubur kenangan buruk masa lalu, kini kenangan itu berkecamuk di dalam hatinya.

Akhirnya sampailan Sapto disebuah desa T. Desa yang sudah lama ia tinggalkan. Sekarang desa itu sudah berubah, rumah yang dulunya dari gedheg sekarang sudah berubah menjadi tembok bata (oh ya yang gag tau apa itu gedheg, jadi gedheg itu adalah anyaman bambu gitu biasanya dipakai untuk bangun rumah), rumah yang di cat warna warni, antena tv yang tinggi. Tapi ada satu rumah yang masih menggunakan gedheg, ya itulah rumah Simbok, tempat tinggal Sapto saat kecil.

Sapto memasuki rumah gedheg itu, dia sangat terkejut melihat keadaan simboknya, begitu pula simboknya yang sudah sangat kangen dengan anaknya itu. Begitulah dirumah itu simboknya menceritakan permasalahan yang sebenarnya. Namun di tempat ini juga, Sapto jadi teringat bayangan masa lalu. Ya dia dulu dirinya adalah seorang gemblak. Gemblak dari Warog,  Hardo Wiseso. Dulu ada seorang perempuan yang bertugas seperti mak comblang mencari anak muda tampan untuk dijadikan gemblak datang kerumahnya dan meminang Sapto dengan hadiah seekor kerbau dan barang lainnya.

Dan permasalahannya adalah sekarang adiknya, Prapto juga dilamar untuk dijadikan gemblak, gemblak Hardo Wiseso. Memang Prapto memiliki wajah yang tampan tapi entah kenapa mak comblang itu memilih adiknya. Simbok setuju dengan lamaran itu karena memang jika dilihat dari sisi ekonomi, hidupnya serba kekurangan. Apalagi simbok takut jika harus menolak, ada akibat tersendiri apabila menolak lamaran seorang Warog. Karena Sapto pernah merasakan bagaimana hidup menjadi gemblak, maka dari itu dia begitu keras menolak lamaran itu. Rasa yang begitu sakit terutama mengingat tugas seorang gemblak yang harus melayani warog nya. Tugas yang tidak biasa, harus melayani nafsu birahi warognya. Hubungan lelaki dan lelaki (inilah yang dimaksud dengan homoseksual). Jadi (menurut novel ini), seorang warog agar kesaktiannya tetap abadi (kesaktian warog bermcam-macam deh kayaknya, contohnya bisa badannya menjadi kebal jadi tidak bisa dtusuk dengan apapun), nah agar tetap abadi seorang warog ini harus bermain gila/berhubungan dengan seorang remaja tampan (gag boleh sama perempuan ya, harus cowok).

-- Menurut kids zaman now gimana tuh, ini masih remaja sudah harus seperti itu, huhu ngeri ya ..

Sapto terus memikirkan tentang adiknya. Dia sangat menentang tindakan ini. Dia sudah membujuk simboknya untuk menolak lamaran itu, mengembalikan pemberian dari warog itu, dan ikut pindah ke kota. Namun tetap saja simboknya tidak mau, dia terlalu takut untuk mengembalian pemberian dari warog. Menolak pemberian warog sama saja menentang kekuasaan warog itu. Apalagi ini adalah warog Hardo Wiseso, yang terkenal begitu sakti. Apalagi warog memiliki jimat berupa usus - usus (usus - usus ini semacam tali putih besar. Kalau menurutku sih semacam tali pramuka gitu tapi ini bentuknya lebih besar dan panjang). Usus - usus ini akan di cambukan ke badan lawannya, dan uuhhh sakitnya. Karena begitu kesal, Sapto membunuh kambing pemberian warog itu karena menurutnya pada kambing itu sudah diberi mantra agar simboknya setuju, jadi kambing itu semacam mata-mata.

-- Iya sih, zaman memang berubah. Kalau orang zaman dahulu (sampai hari ini pun) masih mempercayai akan adat istiadat, tradisi yang sudah ada dari dahulu. Sedangkan anak - anak zaman sekarang sudah tidak mempercayainya, apalagi hal yang berbau mistis. Mereka lebih mempercayai hal yang memang nyata yang hanya bisa dibuktikan dengan ilmu dan teknologi zaman sekarang. Tapi menurut saya nih, walaupun sudah berkembangnya zaman kita tidak boleh begitu saja meninggalkan adat istiadat kita. Kita memang harus dituntut modern tapi tidak begitu saja meninggalkan kebiasaan yang sudah mengakar begitu saja. Pasti ada sebuah alasan dibalik adat istiadat itu sendiri. Adat istiadat ini merupakan ciri kita hlo. Misal orang jawa nih kalau nikah adatnya begini, orang batak begini. Itu ciri kita. hehehehe

Kemudian Sapto kembali ke kota untuk mengajar (pekerjaannya guru ya). Setelah pulang mengajar, ia bercengkerama dengan istrinya. Ia menceritakan alasan kenapa dia kembali ke rumah. Menceritakan permasalahan tentang adiknya yang dilamar menjadi gemblak oleh warog dari Maguan, si Hardo wiseso, ayah dari Lastri. Ya Hardo Wiseso ini memang mertua Sapto. Sapto membujuk istrinya untuk kembali kerumah, membujuk ayahnya agar membatalkan niatan melamar Prapto. Tapi lastri tidak mau, dia begitu takut untuk kembali. Lastri menceritakan bagaimana dulu ayahnya begitu marah mengetahui anak gadisnya mencintai seorang lelaki, dan lelaki itu adalah gemblak ayahnya sendiri. Lastri menjadi teringat masa lalunya. Bagaimana ia melihat Mas Saptonya harus melayani bapaknya, dan dia tidak dapat berbuat apa - apa.

Hingga akhirnya Sapto harus kembali ke rumah simbok. Sapto mengatakan bahwa ia ditawari melakukan perjalanan jurnalistik selama sebulan dan tugasnya mengajar akan digantikan oleh mahasiswa yang sedang praktik lapangan. Perjalanan ini dilakukan di daerah Jawa Timur.

Lastri melamun lagi membayangkan masa lalu. Pernah suatu saat Lastri dan Sapto sedang duduk berdua, tiba - tiba ayahnya, Hardo Wiseso datang dari belakang. Dia marah besar, mencambukan usus - usu nya. Dia mengurung Sapto, memarahai Lastri. Namun Lastri dengan berani mengatakan bahwa dia mencintai Sapto. Hingga suatu malam, Hardo Wiseso masuk ke kamar Sapto dan mengatakan bahwa dia menyuruh Sapto pergi dari rumah itu, dan jangan kembali sampai perjanjian mereka selesai (karena sebentar lagi Sapto akan lulus sekolah, sehingga tugas warok untuk menyekolahkan sudah selesai). Sapto segera pergi dari tempat itu, walaupun dia juga tidak tahu mau kemana. Lastri mengikutinya dari belakang, menyusul Sapto. Tapi Sapto menolak dan menyuruhnya kembali. Sapto berjanji akan kembali lagi setelah dia selesai sekolah.

Benar Sapto datang, dia berniat mengajak Lastri kabur. Lastri setuju, dan setelah mengatur rencana. Akhirnya mereka berdua kabur. Saat kabur itu Sapto dan Lastri diangkat anak oleh warog Legong Kamplok yang tinggal di Karang Loh (jarak Maguan dan Karang Loh hanya satu desa saja).

Akhirnya Sapto kembali ke desa. Namun saat sampai disana tidak ada simbok. Simbok sudah meninggal. Setelah bertanya ke ketua kampung, setelah mengantar Prapto ke warok Maguan, ada hal aneh terjadi. Pernah simbok menjerit karena dimarahi utusan dari warog Maguan, lalu berlumuran darah didekat sumur. Sapto juga berbincang dengan Ketua Kampung, terutama mengenai tujuannya mencari bahan tulisan yaitu mengenai pengGemblakan. Sapto sungguh berani.

Sapto berangkat menuju Ponorogo. Disana dia bertemu dengan Legong Kamplok. Sapto pun mengutarakan niatnya ingin menulis tentang warok dan ingin menyelamatkan adiknya. Sapto meminta petunjuk dari Eyang Legong Kamplok. Kemudian eyang Legong Kamplok menjelaskan apa yang harus dilakukan tanpa harus terlibat kekerasan fisik. Besuknya Sapto siap, dia menyamar menjadi pedagang batik dan menggunakan berbagai aksesoris agar dirinya yang asli tidak terlihat. Hari pertama Sapto bisa masuk kerumah Hardo Wiseso tanpa ada yang curiga. Berhari-hari Sapto menyamar, dan sekarang ditambah dia bisa meramal. Dan akhirnya ia dapat bertemu dengan adiknya walaupun belum sempat bercakap-cakap karena Prapto sudah dipanggil Hardo Wiseso.

 Karena pertemuan itu, Sapto khawatir kalau penyamarannya akan ketahuan. Akhirnya atas saran eyang Legong Kamplok, Sapto merubah penyamaran menjadi pengemis. Dengan penyamaran ini, Hardo Wiseso tidak curiga. Sapto memberitahukan rencananya pada Prapto untuk mengambil tongkat sakti milik Wiseso dan memberikannya kepada simbok penjual sayuran. Namun ternyata Wiseso tau, dia memaksa Prapto untuk jujur.

Sedangkan Sapto sudah menyiapkan rencananya. 3 hari kemudian Sapto datang lagi. Namun hari itu, Sapto ketahuan dan langsung dibawa masuk kedalam rumah. Lecutan demi lecutan mengenai tubuh Sapto. Hingga akhirnya Sapto dan Prapto dikurung dikamar belakang. Sapto bertanya apakah Prapto berhasil mengambil pusaka Wiseso, Prapto hanya bisa diam mengangguk. Sapto mengatakan bahwa mereka akan diselamatkan oleh eyang Legong Kamplok. Namun tiba - tiba terdengar suara kaki banyak orang seperti yel - yel mengatakan Wiseso penipu. Ternyata mereka adalah warga dari Hilir, mereka menuntut tanahnya dikembalikan. Belakangan Wiseso sering jual beli tanah dibantu orang dari kota yang bernama Prabowo. Seperti  biasa, Wiseso mencambuk warga yang datang dengan usus-usunya.

Tiba-tiba eyang Legong Kamplok datang. Beliau datang untuk menjemput Sapto. Pertarungan sengit pun terjadi antara Legong kamplok dan Wiseso. Mereka mengeluarkan jurus masing-masing, tidak ada rasa lelah bagi mereka. Hingga akhirnya, keris Legong kamplok mengenai bahu Wiseso. Wiseso kaget, dia segera loncat dan berlari untuk masuk kedalam rumah mencari tongkat pusakanya. Namun ternyata tongkat itu tidak ada ditempatnya. Dia keluar lagi dan melanjutkan pertarungan. Hingga pada suatu kesempatan, keris itu merobak perut Wiseso. Karena pusakanya sudah tidak ada, tubuh Wiseso tidak kebal lagi. Dia mengerang kesakitan dan tinggal menuju ajalnya. Tidak ada seorang yang berani mendekat. Rakyat yang berdemo tadi bersorak gembira. Disaat pandangan semua orang pada pertarungan itu, ternyata diam-diam si mbok membuka pintu tempat Sapto dan Prapto. Mereka lalu keluar saat pertarungan telah usai. Namun sayang, Jaduk (bawahan Wiseso) mengetahui hal itu, lalu ia melempar belati ke punggung Sapto, namun segera ditangkis eyang Legong, naas belati itu terpental mengenai punggung si mbok. Saat itu 2 nyawa telah tiada, Wiseso dan simbok.

Lalu akhirnya Lastri melahirkan, seorang bayi laki-laki. Bayinya sehat namun ada ketidaknormalan. Bayi itu memiliki kepala yang agak besar, matanya menonjol keluar, kulitnya agak hitam, dan tubuhnya ditumbuhi bulu rambut yang lebat. Sapto kaget, dia berpikir apakah ini hukuman karena dia dulu pernah menjadi gemblak, dan melarikan Lastri. Atau karena kesombongan Wiseso, kaken bayi itu. Karena hal ini, akhirnya Sapto pindah rumah. Ia pun mengajukan pensiun dini. Nama bayi itu adalah Toenggoel. 

Karena sudah tidak bekerja sebagai guru. Sapto sudah membeli sepetak sawah, sekarang ia menjadi seorang petani dan di waktu senggang digunakan untuk menulis. Semakin hari Toenggoel semakin besar, bulunya pun semakin lebat walaupun sudah dipangkas. Kakinya pun bengkok, melengkapi kecacatannya.

Dan suatu hari Prapto membaca sebuah buku, berjudul Toenggoel karya Linggo S. Dia yakin sekali bahwa buku itu adalah karangan kakaknya, karena isi novel tersebut dari tokoh hingga ceritanya, Prapto sangat kenal. Karena hal itu dia berkeinginan untuk menemukan kakaknya. Prapto mencari berhari-hari dari Tegal, Bandung. Dia akhirnya mendapat ide untuk menanyakan alamat di penerbit buku. Akhirnya dia mendapat alamatnya dan menuju ke lokasi. Rumah Sapto ada dibawah kaki gung, dengan udara yang segar. Saat tiba dirumah itu, dia disambut oleh seorang anak kecil, ya dia pasti Toenggoel. Dan ternyata benar, itu rumah kakaknya Sapto. Mereka bertemu dan saling temu kangen. Hingga suatu malam Prapto mengatakan bahwa dia akan menikah dengan Sriayu, yang ternyata anak dari Prabowo, kuasa hukum Wiseso. Sapto senang dan juga kaget. Mendengar nama Prabowo, Sapto menjadi teringat lagi kenangannya dulu dengan Prabowo. Saat itu ia ingin mengambil hak waris istrinya. Namun ditolak dan harus lastri sendiri yang datang. Karena memang kebutuhan akhirnya Lastri datang, namun kabar buruk yang didapat. Ternyata Wiseso telah membuat surat wasiat bahwa semua harta kekayaannya tidak untuk keluarganya, tapi untuk Prabowo. Karena Prabowo lah yang dianggap telah berjasa. Kembali lagi ke percakapan Sapto dan Prapto. Sapto jujur mengenai seperti apa Prabowo yang ia kenal. Namun Prapto mengelak bahwa Prabowo mertuanya ini berbeda. 

Hingga tiba pada hari H pernikahan Prapto. Memang benar Prabowo yang sekarang bukanlah orang yang seperti dulu. Sekarang dia terlihat bijaksana. Sepulang dari pernikahan Prapto di Madiun, badan Toenggoel menjadi biru-biru ternyata ia keracunan dan over dosis obat. 

Sampai suatu hari datang surat dari Prapto yang mengabarkan bahwa Eyang Legong  Klampok meninggal dunia. Sapto tidak perlu hadir karena pemakanan sudah diurus oleh Prabowo. Namun Sapto menanggapinya berbeda. Dia merasa tersindir karena tidak dikabari langsung, padahal ia ingin datang kesana. Lastri yang meredakan emosi itu. Di akhir surat tertulis bahwa Sriayu sedang mengandung. 

Di akhir cerita, tubuh Sapto semakin kerempeng. Kadang kala ia merasa ngeri melihat istri dan anaknya. Hingga pada suatu hari Sapto mengerang kesakitan sambil memegang dadanya. Daannnn inilah akhir hidup Sapto. Sapto meninggal.


-- Nah begitu tadi sedikit ringkasan dari novel Gemblak. Semoga cerita ini bermanfaat. Dan dapat diambil sisi positifnya. 

-- Matur Suwun --


Komentar

Postingan populer dari blog ini

my behel semarang

sedikit cerita pengalamanku memakai behel. sebelumnya sekedar info, aku baru 2 minggu ini sih pakai behel hehehe jadi untuk gimana-gimana nanti hasilnya apakah berhasil atau tidak yaaaah kita lihat saja beberapa bulan kedepan. okai. jadi ini pengalaman buat yang mau coba pasang behel ya  😀😀😀 oke sebelum pasang, aku tanya-tanya dulu sama temen aku yang sudah pernah pasang behel. oke aku direkomendasikan 2 tempat. pertama rahma behel dan ABC semarang. akhirnya searching deh itu kesana kemari cari kontak yang bisa dihubungi. nah tapi sayangnya rahma behel gag ada kontak yang bisa dihubungi akun sosmed nya seolah sudah menghilang dari peradaban. ada sih fb nya tpi update nya sudah bertahun - tahun yang lalu. sebenernya temen aku tau lokasinya, tapi berhubung sama-sama sibug kerja. yaudah gag jadi deh ke rahma behel. next, pindah cari info tentang ABC Semarang. langsung ketemu deh di IG. pertama kali yang dilihat followersnya. hemb lumayan banyak. liat testimoninya. lumayan. ...

Cerita AIRA Skin Clinic Semarang

Assalamualaikum Halo semua, kali ini aku mau share pengalaman aku memakai salah satu produk perawatan kulit (kulit wajah khususnya). Sebelum rutin memakai produk ini, sebelumnya udah coba pakai berbagai merk. Namun tidak ada hasil yang memuaskan atau mungkin karena aku gag rutin kali ya pakainya hehehe Awalnya aku memakai produk biasa seperti ponds, garnier, terus setelah punya uang lebih mulai beralih ke klinik kecantikan yaitu ke Navaagreen. Di navaagreen ini harga kantong mahasiswa banget, bau krimnya tu enak seger, pelayanan juga enak, facial juga enak, nah setelah pakai 3 bulanan sebenernya udah mulai keliatan efeknya, jerawat hilang, wajah lebih cerah. Nah gag tau kenapa tiba-tiba setelah beberapa bulan mulai muncul jerawat dan jerawatnya tu bruntus gitu di pipi yang terkena garis kerudung. Nah loh, karena takut akhirnya stop deh. Setelah itu balik ke produk lokal biasa, terus karena liat temen yang wajahnya mulus kinclong akhirnya ikutan pake Lewie. Nah Dr. Lewie ini terke...

KELANJUTAN CERITA BEHEL KU --- SAMPAI LEPAS

Assalamualaikum wr wb Halo semua nya Lama sekali tidak membuat blog lagi Untuk kali ini , aku mau melanjutkan cerita per- behel an ku. Oke jadi langsung saja, jadi mulai pertengahan tahun 2019 aku memutuskan untuk tidak melanjutkan behel di tempatku behel sebelumnya. Alasannya karena apa ya, aku juga lupa. Kalau gg salah mbaknya mau melahirkan atau gimana ya lupa. Intinya pada akhirnya aku mencari tempat behel yang lain. Dan pilihanku jatuh pada FF DENTIST. Lokasinya jadi satu sama apotek K24 Sriwijaya, depan nya Gedung Wanita persis. Sebelumnya aku sempet kepoin akun instagramnya. Terus keppoin dokternya juga. Dan jujur saja salah satu yang membuat aku tertarik adalah cara pembayarannya, yaitu pakai sistem di cicil. Buat orang kayak aku yang gajinya sangat cukup, pasti seneng dong yeee ada yang bisa di cicil. Dan di cicilnya pun bisa melalui berbagai macam cara. Ada yg lewat aplikasi atau langsung waktu bayar sama dokternya.  Untuk pertama kali, aku pengenny...